Jakarta
– Persentase kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2012
meningkat sebesar 0,12% daripada tahun lalu. Jika pada 2011 persentase
kelulusan UN SMP sebesar 99,45%, maka tahun ini meningkat menjadi
99,57%. UN SMP 2012 diikuti 3.697.865 siswa dari 47.386 sekolah.
Demikian dijelaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam
jumpa pers di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (1/6).
Selain itu, prestasi yang diraih UN SMP 2012 juga
berupa nihilnya jumlah sekolah dengan tingkat kelulusan 0%. “Tahun lalu
ada 12 sekolah yang siswanya tidak lulus semua,” kata Menteri Nuh.
Kelulusan peserta didik ditentukan berdasarkan nilai akhir (NA), yaitu
60% dari nilai UN murni, dan 40% dari nilai sekolah. Peserta didik
dinyatakan lulus UN jika nilai rata-rata NA paling rendah 5.5 dan nilai
tiap mata pelajaran paling rendah 4.0.
Dari 47.386 SMP/MTs yang mengikuti UN, terdapat 25
sekolah dengan tingkat kelulusan kurang dari 25%. Sedangkan dari
3.697.865 siswa peserta UN, yang tidak lulus berjumlah 666 orang
(0,12%). Mereka tidak lulus dengan klasifikasi rata-rata Nilai Akhir
lebih dari 5.5, namun ada satu mata pelajaran yang nilainya kurang dari
4. Ketidaklulusan terbesar ada di mata pelajaran Matematika (229 orang),
diikuti Bahasa Inggris (191), Bahasa Indonesia (143), dan IPA (103).
Sementara untuk prestasi secara individual, diurut
menjadi 18 peringkat, di mana terdapat 18 siswa dengan nilai terbaik.
Peringkat pertama dipegang Ni Putu Tamara Bidari Suweta, siswa dari SMP
Negeri 1 Denpasar, Bali, dengan nilai UN murni 40,00. Ini berarti ia
mendapat nilai sempurna (10) untuk semua mata pelajaran yang diujikan.
Menariknya, dari 18 peringkat terbaik tersebut, sebanyak 12 siswa
berasal dari sekolah yang sama, yaitu SMP Negeri 1 Denpasar.
Menteri Nuh menjelaskan, beberapa perbaikan yang
berhasil diperolah UN SMP 2012 ini salah satunya disebabkan adanya
intervensi dari Kemdikbud. Misalnya peningkatan kompetensi guru,
pengadaan sarana dan prasarana, serta penggabungan (merger) dengan
sekolah terdekat. Tahun ini juga akan dilakukan intervensi untuk
sekolah-sekolah yang memiliki prestasi UN rendah, supaya selalu ada
perbaikan kualitas UN setiap tahun. (DM)